Erupsi guru Semeru menjadi cerita sedih bagi seluruh bangsa Indonesia. Tidak hanya masyarakat Lumajang dan sekitarnya saja. Korban jiwa dan harta akibat erupsi ini menimbulkan kesedihan. Sebagai wujud empati, banyak masyarakat yang memberikan donasi untuk warga terdampak.

Dari sekian banyaknya donasi, hal yang tidak kalah menarik ditunjukkan oleh pebulutangkis tunggal putra Indonesia, Jonatan Christie. Lewat laman kitabisa, Jonatan mengajak masyarakat ikut memberi sumbangan bagi saudara-saudara di Jawa Timur.

Jojo bahkan lebih dulu menyisihan uangnya untuk di donasikan. Ada seseorang yang menangkap basah Jojo menyumbang sejumlah Rp. 50 juta. Salut yang ditunjukkan oleh si Anak Baik ini. Meraih Thomas Cup 2020 ini memberikan inspirasi kepada kita untuk berempati kepada masyarakat yang terkena bencana.

Empati itu bisa kita tunjukkan dengan berbagai cara.

alsafah hidup gotong royong masyarakat kita masih kental. Bencana ini bukan hanya kesedihan untuk yang terkena bencana saja tetapi untuk kita semua. Berbagai relawan dari banyak organisasi dan daerah turun tangan memberikan kontribusi.

Para relawan bermunculan. Mereka memberikan kontribusi sebisanya. Ada yang turun langsung ke lokasi bencana untuk ikut membersihkan sisa-sisa banjir, mengungsikan warga ke tempat yang lebih aman, dan mendistribusikan bantuan makanan.

Banyak pula relawan yang mengadakan penggalangan dana di perempatan jalan, pasar, alun-alun, dan tempat umum lainnya.

Berbagai lembaga dan komunitas membuka posko bantuan. Ada komunitas ojek daring, sekolah-sekolah, komunitas hobi, majelis taklim, kantor pemerintahan, dan lainnya. Mereka menerima donasi berupa uang, bahan makanan, air mineral, pakaian layak pakai, obat-obatan, peralatan sekolah, dan lainnya. Semua bergerak untuk sebuah misi mulia meringankan musibah yang diderita saudara-saudara lainnya.

Allah berfirman: “Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya.” (QS. Al Maidah: 32).

Bayangkan. ‘Hanya’ menyelamatkan satu nyawa manusia, seakan-akan telah menyelamatkan seluruh makhluk di dunia ini. Repot, kan, jika menyelamatkan banyak manusia, apalagi seluruh manusia? Tapi dengan ‘hanya’ menyelamatkan satu nyawa kita bisa mendapatkan pahala yang amat sangat besar. Sebuah tabungan pahala yang sangat kita butuhkan.

Tugas kerelawanan merupakan tugas mulia. Relawan memegang prinsip universalitas dalam kemanusiaan. Menolong sesama tanpa melihat perbedaan yang ada. “Dia yang bukan saudara seiman, adalah saudara dalam kemanusiaan.” Demikian nasehat dari Ali bin Abi Thalib.