Menjadi Guru Produktif Dengan Laptop Dua Layar Terbaik Zenbook DUO (UX8406)
“Guru yang berhenti belajar, sebaiknya berhenti mengajar.”
Kalimat itu dikatakan oleh pengawas sekolah saat berkunjung melakukan monitoring ke sekolah kami. Ungkapan itu benar. Seorang guru tidak boleh berhenti belajar walaupun sudah jadi guru. Dunia pendidikan selalu dinamis. Kebijakan pendidikan sering muncul sebagai upaya memperbaiki dan meningkatkan pendidikan di Indonesia. Maka, guru dituntut terus belajar dan berinovasi. Kalau tidak, bisa ketinggalan. Saya pun terus belajar dengan sesama rekan guru, mengikuti webinar, membaca buku, dan mengakses materi dari platform digital.
Ternyata menjadi guru adalah pembelajar sejati. Tidak salah ada kalimat bahwa belajar itu sepanjang hayat (long life education). Saat menjadi murid, saya belajar dari guru saya. Saat menjadi guru, saya belajar dari murid saya.
Saya adalah seorang guru. Ya, saya bersama 3,37 juta guru lainnya memilih jalan hidupnya sebagai seorang pendidik. Meskipun, saya bukan kuliah di keguruan. Keinginan menjadi guru muncul saat masih semester empat kuliah di jurusan fisika. Saya kuliah sambil mengajar di sebuah bimbingan belajar. Lama kelamaan saya merasa nyaman menjadi pengajar. Lantas ketika wisuda saya memutuskan menjadi guru.
Meskipun keputusan memilih jadi guru muncul saat saya masih kuliah, sebenarnya guru adalah cita-cita saya ketika kelas 5 sekolah dasar. Siapa inspirasi saya? Tidak lain wali kelas yang tulus membimbing kami sekelas. Cara mengajarnya yang menginspirasi karena unik.
Pertama, beliau sering menggunakan bahasa daerah dalam mengajar sehingga membuat kami lebih paham dengan yang dikatakannya. Kedua, dalam mengajar beliau menggunakan kapur berwarna-warni. Tidak kurang dari lima warna.
Ya, zaman dulu, masih pakai kapur tulis. Biasanya sih warna putih, menulis di papan tulis warna hitam. Tapi beliau memakai kapur warna-warni sehingga membuat tampilan pembelajaran lebih menarik.
Guru yang kreatif bisa menginspirasi siswa mengikuti jejaknya. Itulah yang terjadi pada saya. Saya jadi guru terinspirasi dari wali kelas saya.
Banyak cara untuk berkontribusi kepada negara, saya memilih jalan sebagai guru, mencetak generasi berkarakter yang siap membawa negara menjadi semakin maju.
Dari sana saya mengambil prinsip dalam mengajar bahwa sebagai guru harus bisa membuat materi pembelajaran jadi menarik. Kalau tidak bisa, buatlah suasana pembelajaran menjadi menarik. Apalagi jika mata pelajaran eksak seperti fisika, matematika, kimia, atau mata pelajaran hitung-hitungan sering membuat siswa pusing, maka perlu strategi agar pembelajarannya menjadi menyenangkan.
Bagaimana caranya?
Mulai dari menggunakan media yang menarik dan interaktif, menyederhanakan bahasa, cara pengerjaan, menggunakan ice breaking, game, tebak-tebakan lucu, dan lainnya. Strategi menyenangkan seperti ini sangat efektif menumbuhkan kedekatan dengan siswa. Dengan tetap menjaga hormat dan sopan santun. Benar, penting sekali menumbuhkan kedekatan karena kalau sudah dekat maka transfer pembelajaran akan semakin mudah.
“Pak Padil bukan keguruan kok bisa jadi guru. Apa nggak ngambil Akta IV?”
“Bukannya nggak mau. Saya pengen ngambil Akta IV. Tapi sudah ditutup pas saya wisuda.”
Saya pastinya tidak sendiri. Ada banyak ribuan bahkan ada banyak guru mungkin ribuan orang guru, yang bukan kuliah keguruan, tapi ingin menjadi guru. Mengabdi kepada negara melalui pendidikan tidak hanya dimiliki oleh mereka yang berlatar belakang kuliah keguruan. Sekarang sih Akta IV sudah berganti sertifikat pendidik.
Sekarang sudah 12 tahun saya menjadi guru. Alhamdulillah, sampai saat ini masih terus belajar menjadi guru yang lebih baik.
Meskipun sudah membayangkan besarnya tantangan menjadi guru, tak urung saya sering dibuat kaget dengan yang saya temui. Menjadi guru bukan hanya mengajar atau transfer pengetahuan saja tetapi mendidik anak-anak dengan berbagai karakter dan tantangannya.
Tak hanya kemampuan tranfer mengajar tetapi ada empat kompetensi yang wajib dimiliki. Menurut Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru Dan Dosen pasal 10 ayat (1) kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi professional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Jadi jika guru menguasai 4 kompetensi itu, maka pendidikan akan berlangsung dengan sangat baik.
Berbagai Tantangan Seorang Guru
“Sekarang ini yang ditakutkan malah orang tua,” jawabnya.
“Maksudnya bagaimana, Pak?”
“Kondisi anak sekarang beda dengan kondisi kita dulu. Sekarang banyak gadget dan hiburan lainnya. Ini membuat anak susah belajar. Kemampuan memahami pelajaran semakin menurun. Nah, kalau kita serius atau keras sedikit, banyak orang tua yang protes.”
“Padahal itu demi anak mereka juga, kan, Pak?”
“Nah itu masalahnya. Kalau kita nggak keras ke anak-anak, mereka banyak yang tidak memperhatikan. Kalau keras, orang tua yang nggak terima.”
Keluhan seperti ini yang sering dicurhatkan sesama guru selain tagihan administrasi. Memang, guru serba salah. Mereka takut dilaorkan ke pihak berwajib atau dituduh melanggar Hak Asasi Manusia ketika keras kepada murid-murid. Huft! Luar biasa kerja guru, ya?
Eh, tapi kalau diingat-ingat, banyak juga benefit yang didapatkan dengan menjadi guru. Pasti banyak kebaikan yang didapat karena membimbing siswa, mengasah dan mengarahkan potensi sehingga jadi prestasi, membantu mewujudkan cita-citanya, hingga mengantarkan siswa menjadi sosok yang sukses. Pasti semua guru menginginkan siswanya sukses, bahkan lebih sukses dari dirinya.
Banyak permasalahan yang dihadapi. Di antaranya kesejahteraan. Ini sangat penting sekali supaya guru mengajar lebih nyaman dan pikirannya tidak kemana-mana. Kan sayang kalau badannya di kelas tetapi pikirannya ke mana-mana. Memikirkan kebutuhan rumah tangga, biaya pendidikan anak-anaknya, atau utang yang dimilikinya. Atau guru melakukan pekerjaan sambilan seperti jadi tukang ojek, jualan, dan lainnya. Maka penting sekali meningkatkan kesejahteraan bagi guru.
Data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebut sebanyak 42% korban pinjaman online atau pinjol berprofesi sebagai guru, lho. Kondisi ini entah karena kesejahteraan yang memang kurang layak atau gaya hidup yang keliru.
Di tengah banyaknya tantangan bagi seorang guru, pasti banyak lagi kebahagiaan menjadi seorang guru. Tidak semua orang lho dapat kesempatan jadi guru. Bahkan banyak masyarakat yang sangat menghormati guru. Bahkan hasil riset Global Trustworthiness Index 2021 menempatkan guru sebagai profesi yang paling dipercaya di dunia. Profesi dokter berada di peringkat pertama dengan perolehan 64 persen tingkat kepercayaan global, lalu diikuti oleh ilmuwan sebesar 61 persen, dan guru 55 persen. Banyak kebaikan yang bisa dilakukan dengan berprofesi sebagai guru. Guru membuat siswa dari tidak bisa menjadi bisa. Guru membuat siswa dari tidak tahu menjadi tahu. Guru ibarat cahaya bagi siswa. Malah ada ungkapan kalau di dunia ini hanya ada 2 profesi yaitu guru dan bukan guru.
Untungnya kuliah dilaksanakan secara daring. Kuliah selama 3 bulan lamanya. Sebetulnya kegiatan kuliah tidak berat tetapi tugasnya selalu ada setiap hari. Kuliah dari Senin sampai Sabtu. Hanya hari Minggu saja liburnya. Kegiatan perkuliahan dilakukan melalui video meeting baik menggunakan zoom atau Google meet.
Biasanya dari pukul 08.00 sampai pukul 14.00 WIB, dengan waktu istirahat dari jam 12.00 hingga pukul 13.00. Total daring kurang lebih 5 jam. Kalau sedang ada tugas dibahas dalam kelompok tentu lebih lama bahkan bisa sampai sore. Memang semakin mendekati ujian biasanya waktu kerja semakin singkat.
Saat itu biasanya guru semakin sibuk. Di salah-salah mengajar guru harus mengikuti kuliah PPG. Setelah itu ada pula tagihan tugas-tugas yang diupload ke learning management sistem atau LMS.
Jadi memang tidak hanya menghadapi kuliah PPG saja tetapi mengerjakan tugas lainnya. Tentu kegiatan ini akan dikerjakan dengan maksimal dengan ASUS Zenbook DUO (UX8406), perangkat revolusioner yang tampil sebagai standar laptop dua layar serta laptop yang didesain sangat fkleksibel, mudah, dan nyaman digunakan.
Mulai dari port dan konektivitas yang sangat lengkap, lima mode penggunaan yang fleksibel, hingga desainnya yang tetap tipis dan ringan telah membuat Zenbook DUO (UX8406) tampil sebagai laptop dua layar paling praktis dan terbaik di dunia.
Kebayangnya begini: Satu layar mengikuti kuliah dari satu layar menyimak atau mengerjakan tugas sekolah. Klop. Sekali duduk bisa dua tugas dikerjakan. Alhamdulillah, dengan penuh perjuangan akhirnya saya lulus dalam program PPG, dan mendapat sertifikat di bulan Januari 2024 ini. Sertifikat ini menjadi pemicu dan pemacu agar menjadi guru yang profesional, produktif, dan terus belajar untuk murid-murid.
Bulan Mei 2022 kepala sekolah mendaftar sebagai sekolah penggerak dan akan mengimplementasikan kurikulum merdeka. Sebuah kebijakan pasti ada pro dan kontra. Tapi bagi saya kurikulum merdeka punya banyak keunggulan. Guru tidak harus mengejar target kurikulum. Guru fokus pada materi esensial dan kontekstual hingga bisa mengurangi 30 hingga 40 persen muatan pembelajaran.
Kepala sekolah memilih empat orang guru sebagai komite pembelajaran (KP) untuk menyukseskan implementasi kurikulum merdeka. Ada guru Kimia, Fisika, Matematika, dan Bimbingan Konseling (BK). Saya termasuk di dalamnya. Tugasnya berfokus mengikuti pelatihan selama dua bulan. Setelah itu, KP melakukan pengimbasan ke guru lainnya dengan saling berbagi dan berkolaborasi dalam komunitas belajar (kombel). Lewat Komunitas Belajar itulah guru semakin bertambah wawasannya. Kami banyak belajar aplikasi yang menunjang pembelajaran seperti Quizziz, Kahoot, QuizWhizzer, wordwall, dan lainnya. Kami juga berkegiatan mengakses Platform Merdeka Mengajar, Mengerjakan Aksi Nyata, Menuntaskan Modul, dan Refleksi Modul Ajar.
ASUS Zenbook DUO (UX8406) membuat pekerjaan guru dapat diselesaikan dengan mudah karena layarnya dapat menampilkan banyak pekerjaan termasuk support aplikasi Office versi lengkap (Word, Excel dan PowerPoint) memberikan semua fungsi yang dibutuhkan oleh guru.
Meskipun tidak sedikit pihak yang mengeluh bahkan sinis tentang implementasi kurikulum merdeka saya tetap optimis dan melihat banyak kebaikan. Pertama, kurikulum merdeka berpihak pada murid. Walau guru dibuat semakin ribet, toh itu untuk murid, kan? Kedua, berfokus pada bakat dan minat. Ketiga, kemampuan murid beragam, maka kompetensi murid tidak seragam. Keberagaman adalah sebuah keniscayaan sebagai hal yang diberikan Allah.
Saya mengikuti pelatihan kurikulum merdeka dan in house training di sekolah (dokumentasi pribadi)
Berkarya Dengan Menjadi Guru Penulis
Sejak 2013 lalu saya mulai menulis di koran. Modalnya berani mengirimkannya ke media. Tidak langsung diterima. Sampai tulisan ketiga, baru dimuat. Alhamdulillah, dapat honor Rp.100 ribu per satu tulisan. Ini membuat saya ketagihan. Bulan berikutnya dua tulisan saya dimuat.
Sebetulnya saya tidak mahir membuat tulisan. Modalnya adalah berani dan kerja keras. Kalau mau belajar, pasti bisa. Yang penting nulis dulu, dimuat atau tidak itu urusan belakangan. Saya bukan guru bahasa Indonesia. Makanya kalau membuat tulisan itu tidak nggak mudah. Satu tulisan bisa membutuhkan waktu 3 hari, 1 minggu, bahkan 2 minggu. Prosesnya mungkin bikin lelah, tapi dengan bismillah InsyaAllah endingnya Alhamdulillah.
Idenya saya dapatkan dari kegiatan di sekolah, suasana di jalan menuju pulang, membaca artikel di internet, menonton Youtube, diskusi bersama rekan kerja, dan lainnya.
Yang ditolak itu jauh lebih banyak daripada yang dimuat. Lalu bagaimana kalau ditolak? Apakah tulisan itu mubazir? Tidak juga. Sebab bisa diposting di blog.
Tak hanya berliterasi sendiri, saya menularkan virus literasi ke guru yang lain lagi. Di sekolah ada kegiatan literasi baik murid maupun guru. Saya punya kesempatan mengajak guru menulis. Alhamdulillah, ada hasilnya. Beberapa yang diterbitkan di koran di antaranya kepala sekolah, kepala yayasan, guru, siswa, tata usaha, dan bahkan seorang kepala dapur sekolah.
Ekstrakurikuler blogger ini tentu mendukung literasi sekolah. Dengan menjadi blogger, mereka harus banyak membaca. Sebab, bahan tulisan itu didapat dari membaca. Beberapa guru pun ada yang tertarik. Alhamdulillah, virus itu kian menyebar.
Sementara itu, kalau bicara karya berupa buku, hingga saat ini saya baru menerbitkan dua buku. Buku pertama, berjudul “Guru Untuk Indonesia @ yang diterbitkan pada Mei 2017. Isinya tentang karakter guru agar semakin berkualitas dalam menjalankan perannya. Ini merupakan kumpulan tulisan yang pernah dimuat di media baik koran maupun media online. Buku kedua, diterbitkan Januari 2024, berjudul Refleksi 30 Tahun Al Qudwah. Buku ini kumpulan tulisan tentang cita-cita, visi misi, dan perjalanan 30 tahun yayasan tempat sekolah saya bernaung. Memang baru dua buku ini, tetapi mudah-mudahan semakin banyak lagi dengan didukung Zenbook DUO (UX8406) yang memang sangat mendukung produktivitas siapapun termasuk seorang guru.
Menjadi Guru Content Creator
Saya heran. Apa maksudnya gurusaurus? Kok mirip dengan dinosaurus. Kalau iya, apa kaitannya ya dengan dinosaurus?”
Saya pun manggut-manggut. Sepakat dengan jawaban beliau.
Sebelumnya saya hanya menjadi konsumen menikmati karya-karya orang lain. Lalu terpikir Apa salahnya mencoba membuat karya sendiri. Berbekal mendapatkan pelatihan content creator saya pun memberanikan diri untuk membuat konten-konten.
Awalnya memang sulit. Perlu beberapa kali latihan sehingga menghasilkan karya. Selain itu, alatnya masih terbatas. Memang butuh waktu untuk bisa melakukannya. Dengan berbekal kemauan pastilah ada muncul kemampuan.
Pada Februari 2020 lalu mendapat undangan dari Kementerian Pendidian dan Kebdayaan untuk mengikuti pelatihan Menjadi Kreator Edukonten di Era Digital.
Meskipun harus menempuh perjalanan sekitar 4 jam untuk ikut pelatihan ini, aku semangat. Berangkat pukul 05.00 WIB dengan menggunakan Commuter Line jurusan Rangkasbitung-Tanah Abang. Pelatihan dimulai pukul 08.00 WIB. Pulangnya pukul 17.00 WIB. Di sana aku mendapat ilmu tentang penggunaan teknologi dan informasi untuk membuat pendidikan menjadi semakin menyenangkan. Salah satunya adalah membuat video pembelajaran.
Aku mendapatkan kesimpulan kalau guru perlu membuat konten edukasi memanfaatkan kanal media sosial. Salah satu pematerinya adalah CEO Kok bisa?. Nah, konten seperti di platform mereka yang membuat siswa belajar dengan seru.
Pembelajaran menggunakan berbagai cara baik melalui WhatsApp, aplikasi video meeting (zoom, google meet, dan lainnya), atau Youtube. Nah, saat itulah aku berani memulai membuat konten edukasi dengan membuat rekaman materi pembelajaran. Hasilnya aku kirim kepada siswa. Pandemi membawa hikmah karena sejak itulah aku punya akun Youtube, dan rutin mengisinya. Selain di akun pribadi aku juga meng-unggahnya di akun sekolah.
Aku membuat konten seperti materi pembelajaran, tutorial, konten lucu, dan lainnya. ada konten yang mendapat view terbanyak yaitu 11 ribu viewers. Mungkin bagi orang lain jumlah ini adalah biasa, tapi bagiku ini pencapaian luar biasa. Di awal membuat video pembelajaran aku temui kesulitan. Satu video berdurasi 15 menit bisa membutuhkan 1 atau 2 hari. Setelahnya aku semakin mahir.
Di awal membuat video pembelajaran aku temui kesulitan. Satu video berdurasi 15 menit bisa membutuhkan 1 atau 2 hari. Setelahnya aku semakin mahir. Malah, aku bisa berbagi kepada rekan guru lainnya dalam membuat video pembelajaran. Beberapa langkah dalam membuat video pembelajaran yaitu Menulis Story Line, Proses Merekam, Mencari Aset, Proses Editing, dan Mengevaluasi. meskipun saat ini masih random, aku terus membuat konten berupa video. Ada video yang awalnya sepi viewers, beberapa waktu kemudian terus naik viewersnya. Tapi tidak semua video itu banyak viewersnya. Maka, di sini perlu diluruskan niatnya, jangan hanya mengejar viewers atau mendapatkan rupiah saja. Sebab, itu butuh perjuangan yang ekstra. Yang penting berbagi pengetahuan, siapa tau ada yang mendapatkan manfaat dari video itu.
Kalau sedang rezeki, konten yang kita buat bisa memberikan penghasilan.
“Pak Padil, ada informasi pelatihan konten edukasi, ikut ya,” tawar kepala sekolah.
Sebenarnya terbayang akan bertambah sibuk dengan ikut pelatihan ini. Pelatihan ini bertajuk Guru Unggul – Guru Pelopor KOLABORASI (Kreatif Bersosialisasi Aman Berlalu Lintas”. Ringkasnya saya ikut. Ternyata setelah pelatihan, ada kompetisi. Saya mengajak siswa untuk ikut pembuatan video edukasi tentang berlalu lintas. Meskipun videonya berdurasi 3 menit tetapi saya kerepotan juga membuatnya. Setelah jatuh bangun membuatnya, akhirnya video selesai. Lomba ditutup pada bulan Desember 2023. Pengumumannya dilakukan pada akhir bulan Februari. Tak disangka, saya meraih juara harapan 2, diundang ke Jakarta oleh PT. Jasa Raharja untuk menerima awarding. Para juara kompetisi mendapat fasilitas menginap, tiket pesawat, dan hadiah.
Ternyata Menjadi konten kreator bisa menjadi hasilkan penghasilan tambahan. Menjadi content creator membuat hidup kita dinamis sebab harus menyusun strategi konten secara tepat dan menyeluruh. Mulai dari mengumpulkan ide, membuat perencanaan, membuat desain visual yang menarik, hingga video yang ciamik.
Memang cukup banyak langkahnya kalau mau ideal. Kalau mau lebih sederhana tentu tidak serumit itu. Kalau sudah terbiasa pasti lebih mudah. Apalagi jika dibantu dengan ASUS Zenbook DUO (UX8406) yang pastinya akan membuat pekerjaan seorang content creator menjadi lebih fleksibel. ASUS Zenbook DUO (UX8406) memang didesain untuk seseorang kreatif yang juga multitasking.
Nah, untuk para content cerator dalam bidang apapun, ASUS Zenbook DUO (UX8406) hadir di Indonesia sebagai laptop dual-screen OLED terbaik di dunia yang didesain secara khusus untuk memaksimalkan produktivitas melalui teknologi dua layar serta AI. Zenbook DUO (UX8406) adalah perangkat revolusioner yang tampil sebagai standar laptop dua layar mendukung kreatif dalam berbagai pekerjaan.
“Laptop terbaik tahun 2024 telah tiba di Indonesia. ASUS Zenbook DUO yang dibekali dua layar OLED, ditenagai AI, dan dilengkapi fitur ekskluisif akan merevolusi bagaimana kita berinteraksi dengan laptop dan memaksimalkan produktivitas sehari-hari. Revolusi laptop telah dimulai hari ini!”
– Jimmy Lin, ASUS Southeast Asia Regional Director.
ASUS Zenbook DUO adalah laptop Dual-Screen OLED terbaik di dunia. ASUS Zenbook DUO (UX8406) hadir dengan desain dan fitur revolusioner yang dirancang untuk memaksimalkan produktivitas melalui teknologi dua layar serta AI.
ASUS Zenbook DUO (UX8406) hadir memberikan kemudahan dan peningkatan produktivitas pengguna dengan berbagai teknologinya. Zenbook DUO (UX8406) merupakan laptop dual-screen OLED terbaik di dunia dengan teknologi dua layar serta Kecerdasan Buatan/Artificial Intelligence (AI). Dengan dua teknologi layar ini Zenbook DUO (UX8406) membuat kita semakin mudah mengerjakan banyak pekerjaan (multitasking).
Tidak hanya itu teknologi yang diusung Zenbook DUO (UX8406) tetapi berbagai teknologi lain yang sangat mendukung produktivitas penggunanya. Yuk simak selengkapnya.
Layar Luas, Produktivitas Semakin Meningkat
Untuk berbagai kebutuhan bagi seorang content creator, guru, pengusaha, penulis, dan lainnya sangat dimudahkan dengan teknologi dua layar atau layar yang semakin luas ini karena sering bekerja yang tidak cukup dengan satu layar saja.
Bagi guru tentu sangat memudahkan pekerjaannya misalnya satu layar mengerjakan tugas dan layar lainnya menampilkan referensi tugas. Satu layar mengikuti webinar dan layar lainnya mengerjakan tagihan sekolah. Begitu juga pengusaha bisa mengecek laporan kemajuan bisnis di satu layar dan membaca tren pasar yang dinamis. Bagi penulis bisa melanjutkan tulisan dengan lebih mudah karena mengacu pada tulisan yang sebelumnya.
“Hadir dengan sistem operasi Windows 11, ASUS Zenbook DUO (UX8406) juga merupakan laptop berfitur Copilot untuk dukungan AI. Copilot di Windows 11 melengkapi keahlian dan kreativitas Anda dengan bantuan kecerdasan serta jawaban relevan.
Selain itu, sudah dilengkapi Office Pre-Installed, agar Anda bisa nikmati semua manfaat dengan PC yang lengkap – PC sudah termasuk Office Home & Student 2021. Aplikasi Office versi lengkap (Word, Excel dan PowerPoint) memberikan semua fungsi yang dibutuhkan dan diharapkan oleh penggunanya.”
Desain Inovatif
Laptop yang Ringan, Mudah dibawa Bepergian
Pewarnaan Tajam dan Akurat
Laptop Yang Ringan, Mudah Dibawa
Keyboard Dapat Dilepas
5 Mode Penggunaan Yang Fleksibel, Mudah, dan Nyaman Digunakan
Zenbook DUO (UX8406) memiliki desain mengerti kebutuhan pengguna seperti produk ASUS lainnya. Zenbook DUO (UX8406) dilengkapi dengan keyboard Bluetooth ASUS ErgoSense dengan touchpad terintegrasi, engsel layar yang dapat dibuka hingga 180°, serta penyangga terintegrasi yang memungkinkan lima mode penggunaan yang fleksibel. Fitur ScreenXpert yang telah disempurnakan juga hadir untuk memberikan pengalaman yang lebih intuitif ketika pengguna Zenbook DUO (UX8406) menggunakan laptop ini di semua mode penggunaannya. Memang secara tampilan dua layarnya sudah berbeda dengan laptop pada umumnya. Yuk, kita kulik berbagai teknologi penggunaan dua layar Zenbook DUO (UX8406).
Dual-Screen Mode
Kebutuhan pekerjaan yang membutuhkan layar lebih banyak bisa dipenuhi dengan mode ini. Seperti mengecek laporan keuangan bagi penguasaha, melanjutkan tulisan bagi seorang penulis, mengerjakan tagihan administrasi bagi seorang guru, dan lainnya.
Guru pun sangat terbantu dengan mode ini. Misalnya saat mengerjakan tagihan administrasi, satu layar mengerjakan tugas, satu layarnya lagi menampilkan referensi atau catatan tugasnya.
Saat menggunakan metode dual-screen mode ini pengguna bisa mengontrol Zenbook DUO (UX8406) menggunakan keyboard fisiknya secara nirkabel melalui koneksi Bluetooth. Jadi bisa melakukan pekerjaan dengan semakin mudah karena keyboard yang fleksibel ini.
Dekstop Mode
Dengan mode ini kita bisa mengerjakan tugas dengan lebih mudah tanpa membuka berulang kali tab windows lainnya sebagai referensi. Misalnya sedang mengerjakan artikel, kita bisa terus menjaga koherensi tulisan dan mengeceknya masih nyambung atau tidak dengan tulisan sebelumnya.
Laptop Mode
Keamanannya menggunakan standar militer sehingga dipastikan tetap terjaga dan aman. Nah, mode penggunaan ini sangat cocok ketika Zenbook DUO (UX8406) digunakan di ruang terbatas seperti di dalam pesawat atau tempat lainnya. Penggunaan mode seperti ini menghadirkan rasa yang sama seperti penggunaan layar pada laptop biasa.
Laptop Mode with Visual Keyboard
Zenbook DUO (UX8406) bisa digunakan tanpa keyboard fisiknya. Caranya melalui ScreenXpert, yang menghadirkan keyboard virtual dalam layout penggunaan yang berbeda-beda lengkap dengan touchpad virtual.
Pengetikan mode ini sama saja dengan mengetik pada keyboard biasa tetapi ini dilakukan di layarnya. Dengan mode ini pengguna lebih simpel lagi mengerjakan tugas yang ringan tanpa repot membutuhkan ruang yang lebih luas.
Fitur ini sangat memanjakan pengguna dengan hanya menggunakan jari saja saat bekerja. Cara menggunakannya pun mudah. Tekan 6 jari bersamaan buat munculin keyboard virtual. Gunakan 3 jari buat munculkan touchpad virtual, dan gerakan 5 jari buat expand konten dari satu layar ke dua layar.
Sharing Mode
Penggunaan mode ini tidak hanya akan membuat layar kerja kita terlihat keren tetapi juga bisa berkolaborasi dengan orang lain. Ini tentu saja membuat tugas atau pekerjaan yang lebih mudah atau cepat selesai.
Seorang guru bisa berkolaborasi dengan siswa untuk membuat pembelajaran lebih interaktif karena pengerjaan tugas yang bisa diotak-atik secara bersama.
Seorang pengusaha bisa berkolaborasi dengan mitra atau pegawainya. Seorang content creator bisa mengerjakan proyek secara bersamaan dengan rekannya. Keren, bukan?
Performa Terbaik Ditenagai AI
Pengguna Zenbook DUO (UX8406) semakin produktif dengan kemampuan yang ditingkatkan melalui bantuan AI. Zenbook DUO (UX8406) merupakan laptop AI, yaitu laptop terbaik yang dibekali dengan NPU (Neural Processing Unit) yang terintegrasi dengan prosesor Intel® Core™ Ultra 7. NPU bernama Intel® AI Boost tersebut membuat laptop ini tampil lebih gesit, lebih hemat daya, dan lebih pintar dalam memproses aplikasi berbasis AI. Dalam banyak pekerjaan, pengunaan AI akan membuat kerja hasil semakin maksimal, semakin cepat, efisiensi biaya, dan hemat waktu. Sekarang ini penggunaan AI semakin gencar di berbagai bidang. Penggunaan AI dapat mempermudah otomatisasi tugas-tugas rutin dan berulang, menghemat waktu dan sumber daya manusia.
Zenbook DUO (UX8406) merupakan laptop AI dengan dua layar bersertifikasi Intel® Evo™ Edition yang dibekali prosesor bertenaga AI, Intel® Core™ Ultra 7 155H terbaru. Prosesor Intel® Core™ Ultra dilengkapi NPU atau Neural Processing Unit yang hadir secara spesifik untuk memproses aplikasi yang menggunakan AI. Semua aplikasi dan fitur yang bekerja menggunakan AI dapat dijalankan secara lebih baik tanpa menguras daya secara berlebihan.
Selain itu, prosesor Intel® Core™ Ultra 7 155H juga dibekali chip grafis Intel® Arc™ yang mampu menghadirkan performa hingga dua kali lipat dibandingkan dengan chip grafis terintegrasi di prosesor Intel® generasi sebelumnya. Chip grafis Intel® Arc™ juga sudah didukung berbagai teknologi grafis modern seperti real-time ray tracing, Xᵉ Super Sampling, hingga DX 12 Ultimate dan Advanced Media Engine. Di Zenbook DUO (UX8406), Intel® Arc™ tidak hanya dapat mengakselerasi pemrosesan grafis, tetapi juga video encoding yang tentunya sangat penting untuk para content creator.
Zenbook DUO (UX8406)
Laptop Revolusioner
Mari kita simak perjalanan perjalanan Zenbook DUO (UX8406) hingga sekarang. Perjalanannya dimulai ketika tim desain ASUS melihat orang-orang bekerja dengan laptopnya. Seringkali mereka menggunakan monitor tambahan untuk memperluas ruang kerjanya karena pekerjaan yang membutuhkan layar yang lebih besar. Ini sering kali kita alami, kan?
Lalu masalah muncul ketika harus bekerja di luar kantor. Tentu sekarang hanya bisa bekerja dengan satu layar. Maka, solusi yang dihadirkan oleh tim desain ASUS adalah memperkenalkan laptop prototipe dengan dua layar di tahun 2018 bernama Project Precog. Project Precog merupakan konsep awal Zenbook DUO (UX8406) yang dipamerkan di Computex 2018.
Project Precog tetap menjadi laptop konsep pada saat itu karena ekosistem hardware, software, serta sistem operasi belum bisa memaksimalkan penggunaan layar ganda di laptop. ASUS kemudian mengembangkan sistem layar ganda di laptop bersama dengan software dan eksositem lainnya di ZenBook Pro 15 (UX580) lewat ScreenPad™, serta ZenBook Duo (UX481) dan ZenBook Pro Duo (UX581) lewat layar tambahan ScreenPad™ Plus.
Selama enam tahun, ASUS terus menyempurnakan hardware dan software untuk memudahkan interaksi pengguna laptop layar ganda sekaligus. Itulah mengapa Zenbook DUO (UX8406) dapat tampil sebagai laptop layar ganda terbaik di dunia, karena laptop tersebut tidak hanya revolusioner, tetapi juga telah melewati proses pengembangan secara konsisten selama bertahun-tahun.
Berbagai kecanggihan teknologi yang diterapkan pada Zenbook DUO (UX8406) membuat kita tidak ragu lagi bahwa produktivitas semakin melesat dengan bantuan laptop ini. Pekerjaan atau tugas semakin cepat terselesaikan karena Zenbook DUO (UX8406) yang juga merupakan laptop AI dibekali dengan NPU (Neural Processing Unit) yang terintegrasi dengan prosesor Intel® Core™ Ultra 7. NPU bernama Intel® AI Boost tersebut membuat laptop ini tampil lebih gesit, lebih hemat daya, dan lebih pintar dalam memproses aplikasi berbasis AI. Berbagai tugas berat pun bisa diselesaikan dengan lebih cepat.
Seorang guru dapat melakukan video meeting sekaligus menyelesaikan tugasnya di sekolah secara bersamaan dengan lebih mudah karena dua layar Zenbook DUO (UX8406). Guru pun dengan mudah memantau dan mengakses berbagai platform pendidikan seperti yang dituliskan di atas sehingga pekerjaan guru dapat diselesaikan dengan baik.
Mengedit video sekaligus memproduksi karya bisa dengan mudah dilakukan oleh seorang content creator dengan layar yang semakin luas dari Zenbook DUO (UX8406). Sang content creator pun lebih leluasa dalam menghasilkan karya yang semakin baik.
Seorang penulis sangat terbantu menyelesaikan karyanya dengan Zenbook DUO (UX8406) yang dapat memuat tulisan karyanya dengan lebih banyak hal yang bisa dituangkan dalam tulisannya. Penulis tak perlu banyak scrool tulisan sebelumnya lantaran tampilan tulisan sudah lebih banyak di layar yang sedang dihadapinya. Zenbook DUO (UX8406) adalah kesempatan menjadi semakin produktif dan berkarya dalam profesi apapun.***
Spesifikasi Zenbook DUO (UX8406)
Main Spec. | Zenbook DUO (UX8406MA) |
CPU | Intel® Core™ Ultra 7 Processor 155H 1.4 GHz (24MB Cache, up to 4.8 GHz, 16 cores, 22 Threads) with Intel® AI Boost NPU |
Operating System | Windows 11 Home |
Memory | 16GB LPDDR5X |
Storage | 1TB M.2 NVMe™ PCIe® 4.0 Performance SSD |
Display | Dual 14-inch ASUS Lumina OLED, 3K (2880 x 1800) 16:10, 120Hz, 0.2ms, 100% DCI-P3, PANTONE Validated, 600nits, VESA CERTIFIED Display HDR True Black 500, Low Blue Light, Anti-Flicker, Touchscreen with Stylus Support |
Graphics | Intel® Arc™ Graphics |
Input/Output | 1x USB 3.2 Gen 1 Type-A, 2x Thunderbolt™ 4 supports display / power delivery, 1x HDMI 2.1 TMDS, 1x 3.5mm Combo Audio Jack |
Connectivity | Wi-Fi 6E(802.11ax) (Dual band) 2*2 + Bluetooth® 5.3 |
Camera | FHD camera with IR and Ambient Light Sensor function, support Windows Hello, support Windows Studio Effect |
Audio | Smart Amp Technology, Built-in speaker, Built-in array microphone, harman/kardon certified |
Battery | 75WHrs, 4S1P, 4-cell Li-ion |
Dimension | 31.35 x 21.79 x 1.46 ~ 1.99 cm |
Weight | 1.39 Kg (laptop)
0.3 Kg (keyboard) |
Price | Rp33.999.000 |
Warranty | 2 Tahun Garansi Global dan 1 Tahun ASUS VIP Perfect Warranty |
https://channel.asus.com/#/index/ExternalLink?code=f1668629d39e42ea83e14d917c798d6d
https://edukasi.kompas.com/read/2018/05/17/10251931/5-tugas-kekinian-guru.
https://www.kompasiana.com/supadilah/64776aba82219909f15f4ce2/merdeka-belajar-membuat-guru-bahagia-membikin-iri-pada-mereka
Sukses selalu Pak Guru Padil. Apalagi dibekali dengan laptop andal seperti laptop dual screen OLED ini. Pasti makin tambah produktif, ya.
Halo Kak Iim Rohimah, salam literasi, terimakasih sudah berkunjung di blog saya. Alhamdulillah, mudah-mudah kita sukses selalu. aamiin. menghasilkan karya terbaik kita. apalagi dibekali ASUS ZenBook Duo yang keren banget dengan dua layar dan kecanggihan teknologinya..waah, bakalan semakin produktif ya Kak
Saya dulu juga jadi suka dengan pelajaran matematika, salah satunya karena gurunya mengajar menggunakan kapur warna-warni.
Sedih ya, karena ternyata banyak guru yang terjerat pinjol. Semoga kesejahteraan guru makin meningkat. Sehingga bisa beli laptop dual screen oled dari ASUS, harganya 33 juta euy. Mahal banget.
Berbekal laptop mahal gini, emang mesti dimanfaatkan secara maksimal untuk mendukung tugas-tugas sebagai guru
Salam Kak, terimakasih sudah berkunjung, wah, gurunya mirip guru saya juga, pakai kapur warna warni. hehe.. jadinya kita enak ya ngelihatnya.
ASUS ZenBook Duo emang mbikin mupeng. hehe..
kecanggihan teknologinya memang layak menyematkan sebagai laptop dua layar terbaik dunia. mudah-mudahan bisa punya Ya Kak . aamiin
Sehat-sehat buat Pak Guru. Tanpa guru siapalah saya. Mudah-mudahan para guru mendapatkan kesejahteraan yang merata. Semoga juga dengan laptop keren seperti ASUS Zenbook Duo ini bisa menjadi lebih produktif lagi terutama dalam mengajar. Mudah-mudahan dilancarkan rezekinya ya Pak
Alhamdulillah. Makasih banyak Kak. Aamiin. Semoga guru semakin sejahtera..semakin produk pula. Mudah-mudahan banyak dibekali laptop keren powerful seperti ZenBook Duo agar semua guru semakin nyaman mengerjakan tugasnya..
ah..mantap banget layarnya pak Padil, makin memudahkan bikin konten dan mengajar kelas blogging tentunya ya pak. Apalagi sekarang dikit-dikit kita kudu ikut kelas zoom sekaligus praktik langsung yang membutuhkan dobel layar untuk eksekusi tugasnya. mantap ASUS
Salam literasi, Kak. Terima kasih sudah berkunjung. Salah satu hal yang keren dari ZenBook Duo memang dua layarnya yang memukau ini. Dengan banyak mode pemasangan, sangat wort it untuk digunakan berbagai keperluan dan aktivitas, termasuk kelas blogging, baik di sekolah atau di mana saja, ya Kak. Mudah-mudahan semakin produktif, semakin berkarya dengan ZenBook Duo.
Kaget juga guru juga terjerat pinjol. Kalau mahasiswa banyak. Ada yg karena gaya hidup sih, pengen punya HP bagus dll gitu.
Iya…dulu guru harus Akta IV, tapi udah lama engga ada. Sekarang ada Sertifikasi, alhamdulillah. Tapi tanggungjawabnya juga semakin seabreg sih…hehe…
Keren…pa guru Padil juga ngonten. Semoga semakin banyak guru yg engga gaptek nih. Jadi saling belajar bersama murid-murid.
Sukses lombanya…
Salam kenal, Kak Hani. Iya, lho, guru pihak yang paling besar yang terkena pinjol. Entah karena kebutuhan atau gaya hidup sih, hehe..
Di era teknologi sekarang, semua bisa ngonten, hehe.. guru pun sangat bisa. Apalagi ditemani ZenBook Duo, pastinya tambah semangat ngonten
Asus Zenbook Duo ini banyak sekali keunggulannya. Cocok banget untuk guru konten kreator seperti mas Padil.
Btw keren prestasinya.
Terima kasih sudah berkunjung, Mas. Iya nih, teknologi Asus ZenBook Duo sangat mendukung untuk bikin konten. Semua content creator sangat terbantu pastinya dengan laptop dua layar terbaik dunia ini.
ini keren banget, asus dengan layar dobel. jadi tambah semangat bikin konten kalo punya Asus zenbook duo. notebook impian nih..
Iya Kak. ASUS ZenBook Duo emang meyakinkan buat produktif berkarya. Termasuk para guru yang semakin hari banyak menuntut karya produktif dalam pekerjaan profesionalnya. Semoga tuntutan itu bisa dikerjakan dengan maksimal berkat teknologi Zenbook Duo
Luar biasa ya pak fadhil
sangat menginspirasi
Tulisan yang penuh cita rasa
Pengen belajar kemampuan menulis dan literasinya
Masih belajar sih Uda. Hehe.. Mari..mari..ayuk saling belajar. Terima kasih lho Uda sudah berkunjung…
Jadi nostalgia, ketika Pak Padil menceritakan guru teladan nya, saya juga punya guru SD yang menjadi pemicu semangat saya menggapai cita-cita. Harus bisa memberikan kontribusi buat keluarga menjadi penerus yang bisa diandalkan. Intinya, harus jadi orang sukses.
Bener mba, dulu saya juga punya guru favorit yang bikin saya semangat mengejar cita-cita. Semoga pahala jariyah selalu mengalir ke para pembimbing kita ya mba..
Saya suka banget tampilan dual screen jadi kayak buku dibuka tuh…Enak banget kalau edit nulis buku, langsung terlihat banyak halaman. Buat edit video juga cakeup deeeh. Bisa bikin konten untuk pembelajaran.
Di kampus, dosen-dosen diwajibkan tuh bikin video pembelajaran.
Semoga kak Padil dapet nih rizki menang Dual Screen Oled…
MasyaAllah Pak Guru, luar biasa semangat dan wawasannya. Senang bisa membaca seluruh hasil pikiran Bapak tentang teknologi dan sumbangsihnya untuk proses mengajar. Semangatnya wow! Sangat mengisnpirasi Pak!
terima kasih banyak kak sudah berkunjung. salam literasi. salam silaturahmi.
Terima kasih banyak sudah berkunjung Kak. Saya sih mikirnya sebagai guru harus terus menambah wawasan agar bisa memberikan yang terbaik untuk siswanya. Mohon support terus ya Kak…
Setuju nih dengan kalimat “Guru yang berhenti belajar, sebaiknya berhenti mengajar.” itu sebabnya saya juga mengajar, gini gini saya adalah seorang guru juga loh. Tapi dibanding sama mas nya saya mungkin belum seproduktif itu, tapi baca artikel ini secara tidak langsung saya benar-benar termotivasi, hehe. Apalagi dibarengi dengan perangkat mumpunih seperti laptop ini yaahhh, mantep menyalaaa pak guru 🔥
Masya Allah. Guru juga ya Kak. Keren. Saya belum produktif banget sih. Misalnya target buku juga meleset. Hehe.. mudah-mudahan semua guru semakin produktif. Dalam rangka meningkatkan pendidikan Indonesia juga tentunya.
Keren banget Pak ,banyak banget penghargaanmu ,makin semangat lagi pakai laptop ASUS Zenbook Duo ini ya .
Pak Guru keren banget, meski bukan latar belakang keguruan nyatanya bisa jadi guru juga ya Pak, dan sekarang malah sudah dapat Sertifikat Pendidik, lengkap deh ini.
pengalamannya juga sudah banyak banget, sukses selalu, Pak Guru.
Dengan laptop dual screen oled terbaik dunia ini pasti bakalan menghasilkan karya yang luar bisa lagi.
amazing banget nih dengan kecanggihan laptop ini, serba bisa gitu ya.
Salut mas dengan prestasi-prestasinya, benar-benar guru tauladan. Selamat juga telah memenangkan lombanya.
saya rasa memang laptop ini sangat membantu meningkatkan produktivitas dalam bekerja, apalagi buat yang suka kerja multitasking sangat cocok sekali hehe
btw selamat atas prestasinya ya dalam kompetisi blog dengan tema tulisan asus zenbook ini, semoga semakin sukses kedepannya 🙂
Sebagai gen x saya ingat banget tuh sering jadi subjek percobaan kurikulum. Sebentar pakai semester, sebentar pakai cawu. Sempat ikut kurikulum pra CBSA sampai mengenal pertama kali masuknya pendidikan kewarganegaraan.
Tapi saya sih selalu berusaha no comment. Saya percaya pada guru dan sekolah. Cuma sempat kaget saja saat anak SD lha kok pelajarannya sudah setinggi saat saya SMA. Habis itu ya sudah, jalani saja sebagai pendamping belajar anak. Kalau anak lain dipandang mampu oleh pembuat kurikulim ya berarti mampu.